Bengkalis,detikriaunews.com – Pendopo Paguyuban Keluarga Masyarakat Jawa (PKMJ) Kabupaten Bengkalis yang diberi nama Pendopo Niti Tresno resmi dibuka sebagai ruang kebudayaan, silaturahmi, dan penguatan kerukunan masyarakat, pada 12/12/2025.
Peresmian dilakukan oleh Bupati Bengkalis Kasmarni, melalui Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Johansyah Syafri.
Dalam sambutannya, Johansyah menegaskan bahwa dalam budaya Jawa, pendopo bukan sekadar bangunan fisik, tetapi merupakan rumah kebijaksanaan, ruang untuk urun rembug, silaturahmi, serta tempat menyatukan pikiran dan rasa. Di pendopo, masyarakat belajar manembah, yakni menyatukan pikiran, rasa, dan perbuatan dengan nilai kebajikan.
Ia mengutip falsafah Jawa, “Omah iku dudu mung papan, nanging papaning paseduluran,” yang bermakna bahwa rumah bukan hanya tempat, tetapi ruang memperkuat persaudaraan. Karena itu, melalui nama Niti Tresno, meniti cinta pendopo ini diharapkan menjadi tempat menabur kasih sayang bagi seluruh masyarakat, lintas suku, agama, dan budaya, termasuk cinta kepada daerah, bangsa, dan negara.
Johansyah menyebut masyarakat Jawa sebagai salah satu kekuatan sosial yang memberi warna harmoni dan etos kerja di Kabupaten Bengkalis. Dengan jumlah komunitas yang signifikan, PKMJ memiliki peran strategis dalam mendukung percepatan visi pembangunan daerah:“Bermarwah, Maju, Sejahtera, dan Unggul di Indonesia.”
Ia juga mengingatkan falsafah Jawa “Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah” yang menegaskan pentingnya kerukunan sebagai fondasi utama membangun masyarakat dan daerah. Dalam konteks Bengkalis yang multietnis, kerukunan bukan sekadar nilai moral, melainkan kebutuhan strategis dalam mempercepat pembangunan.
Semangat “Saiyeg saeka praya” atau bersatu dalam satu tujuan juga diharapkan menjadi energi bersama dalam membangun Bengkalis.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendopo sebagai ruang sosial-budaya memiliki peran besar dalam pembangunan karakter masyarakat. Karena itu, Pendopo PKMJ diharapkan dapat:
Pertama, Menjadi pusat pelestarian budaya Jawa seperti karawitan, wayang, tembang, batik, dan kesenian rakyat lainnya.
Kedua, Menjadi rumah pembinaan generasi muda agar unggah-ungguh, tatakrama, dan etika Jawa terus terjaga.
Ketiga, Memperkuat peran organisasi sosial dalam mendukung pembangunan daerah.
Keempat Memperkokoh hubungan antar-suku dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Dan kelima Memberikan nilai tambah bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Diakhir sambutannya, Johansyah menyampaikan falsafah “Urip iku urup”—hidup itu menyala yang berarti hidup harus memberi manfaat bagi orang lain. Ia berharap Pendopo Niti Tresno ini menjadi cahaya, sumber keberkahan, dan wadah kontribusi besar PKMJ bagi kemajuan Bengkalis, sejalan dengan semangat “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.”
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Pendopo PKMJ Kabupaten Bengkalis resmi dinyatakan mulai difungsikan.
Ia menutup sambutan dengan doa agar Bengkalis menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, daerah yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo.
Turut hadir pula pada acara tersebut, Dandim 0303/Bengkalis yang diwakili Danramil 01/Bengkalis, Kapten Arm Yogi Sudarso, Kapolres Bengkalis yang diwakili Kasat Samapta, AKP Cecep Sujapar, Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis yang diwakili Staf Intelijen, Andri Suarsono, Danposal Pos Bengkalis yang diwakili Kls Alfajri.
Hadir pula Kepala Bea Cukai Bengkalis, Eka Mustika Galih Sayudo, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bengkalis, Zulpan, Kasat Pol PP Bengkalis yang diwakili Kabid Trantibum dan Penegakan Perda Satpol PP, Ramlan, S.Ag.
Selain itu, hadir pula Ketua Umum DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Syaukani Al Karim, Ketua PKMJ Kabupaten Bengkalis, Masuri, Ketua MUI Bengkalis, H. Amrizal Direktur Polbeng, Johny Caster..( Abdul Hamid)




