Tapung Hulu, Kampar, Detikriaunews.com — Di tengah darurat degradasi moral generasi muda, derasnya arus pergaulan bebas, dan lemahnya keteladanan publik, Polsek Tapung Hulu mengambil langkah keras dan nyata. Melalui Program Puasa Sunnah Senin–Kamis, jajaran kepolisian turun langsung membina anak-anak Rumah Qur’an Armuzna, Senin (22/12/2025), sebagai bentuk perlawanan terhadap krisis akhlak bangsa.
Program ini bukan sekadar kegiatan keagamaan seremonial. Ini adalah gerakan moral, yang menempatkan polisi di garis depan pembinaan karakter anak sejak usia dini—saat banyak pihak justru sibuk berdebat tanpa aksi.
Kapolsek Tapung Hulu IPTU Riko Rizki Mazri, S.H., M.H., menegaskan bahwa menjaga keamanan bangsa tidak cukup hanya dengan penegakan hukum, tetapi harus dibarengi dengan pembangunan iman dan akhlak.
“Kalau kita hanya sibuk menindak kejahatan tanpa membangun moral sejak dini, maka kita akan kalah cepat. Anak-anak ini adalah benteng bangsa. Puasa sunnah, disiplin ibadah, dan pembinaan akhlak adalah cara paling keras melawan kehancuran moral generasi,” tegas IPTU Riko Rizki Mazri.
Ia menambahkan, keterlibatan Polri dalam ruang-ruang keagamaan adalah bentuk tanggung jawab moral institusi, bukan sekadar pencitraan.
“Polisi tidak boleh hanya hadir saat ada masalah. Kami harus hadir sebelum masalah itu lahir. Membina anak-anak Qur’ani hari ini jauh lebih penting daripada menangani kriminalitas mereka di masa depan,” lanjutnya dengan nada tegas.
Dalam kegiatan tersebut, Kapolsek bersama personel membaur langsung dengan anak-anak, memberikan motivasi spiritual, pembinaan disiplin, serta mendampingi hingga waktu berbuka puasa. Kehadiran aparat berseragam di tengah aktivitas ibadah ini menjadi simbol Polri humanis yang berani mengambil peran strategis dalam penyelamatan moral bangsa.
Pengurus Rumah Qur’an Armuzna menyebut langkah Polsek Tapung Hulu sebagai contoh konkret yang layak ditiru secara nasional. Sinergi antara kepolisian dan lembaga pendidikan keagamaan dinilai sebagai jawaban atas rusaknya nilai sosial akibat pengaruh negatif lingkungan dan teknologi.
“Ini bukan puasa biasa. Ini adalah perlawanan terhadap rusaknya akhlak anak-anak. Kami berharap ini menjadi gerakan nasional,” ujar salah satu pengajar.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menegaskan harapan agar nilai kesabaran, kedisiplinan, dan ketakwaan yang ditanamkan hari ini tumbuh menjadi karakter kuat di masa depan.
Melalui program ini, Polsek Tapung Hulu mengirim pesan keras ke level nasional: keamanan tanpa moral adalah kehampaan. Polri bukan hanya penegak hukum, tetapi penjaga masa depan bangsa dari akar paling dasar—anak-anak dan akhlaknya.
Editor : Zunardi



