Riau,Detikriaunews.com
Penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional bukanlah sebuah kebanggaan bagi semua rakyat Indonesia. Bagi sebagian dari kami, keputusan ini justru terasa seperti membuka kembali luka lama yang belum sembuh. Bagaimana mungkin seseorang yang masa pemerintahannya diwarnai oleh pelanggaran hak asasi manusia, pembungkaman kebebasan, dan korupsi sistemik bisa disebut sebagai pahlawan bangsa.
Pahlawan sejati adalah mereka yang berani berkorban demi rakyat, bukan yang menindasnya atas nama stabilitas. Selama lebih dari tiga dekade, banyak suara dibungkam, banyak keluarga kehilangan anggota karena dianggap musuh negara, dan banyak kebenaran dikubur dalam diam. Keberhasilan ekonomi yang kerap dijadikan alasan pembenaran tak sebanding dengan harga kemanusiaan yang harus dibayar rakyat.
Menobatkan Soeharto sebagai pahlawan berarti menutup mata terhadap penderitaan korban dan mengaburkan pelajaran penting dari masa lalu. Sejarah tidak boleh ditulis ulang untuk kenyamanan segelintir orang. Jika bangsa ini benar-benar ingin maju, kita harus berani menegakkan kebenaran dan menghormati mereka yang berjuang dengan hati nurani, bukan mereka yang berkuasa dengan ketakutan.
"Bukannya sudah terlalu banyak alasan dan bukti untuk kita menolak soeharto, mulai dari tragedi 1965 sampai dengan 1998. banyak tumpah darah yang terjadi, banyak keluarga yang di tinggalkan dikarenakan rezim soeharto dan tidak pantasnya soeharto menjadi pahlawan nasional."Pungkas Ferdy selaku Kadep. Capacity Building



